Senin, 07 Februari 2011

“SEJARAH DAN PERKEMBANGAN FILSAFAT DARI MASA KE MASA”


Kata Pengantar
Puji syukur penulis telah panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sang Pencipta alam semesta, manusia, dan kehidupan beserta seperangkat aturan-Nya, karena berkat limpahan rahmat, taufiq, hidayah serta inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan tema “Sejarah dan Perkembangan Filsafat Dari Masa ke Masa” yang sederhana ini dapat terselesaikan tidak kurang daripada waktunya.
Maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini tidaklah lain untuk memenuhi salah satu dari sekian kewajiban mata kuliah Filsafat Ilmu serta merupakan bentuk langsung tanggung jawab penulis pada tugas yang diberikan.
Pada kesempatan ini, penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bpk.Made Pramono selaku dosen mata kuliah Filsafat Ilmu serta semua pihak yang telah membantu penyelesaian makalah ini baik secara langsung maupun tidak langsung.
Demikian pengantar yang dapat penulis sampaikan dimana penulis pun sadar bawasannya penulis hanyalah seorang manusia yang tidak luput dari kesalahan dan kekurangan, sedangkan kesempurnaan hanya milik Tuhan Azza Wa’jala hingga dalam penulisan dan penyusununnya masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif akan senantiasa penulis nanti dalam upaya evaluasi diri.
Akhirnya penulis hanya bisa berharap, bahwa dibalik ketidak sempurnaan penulisan dan penyusunan makalah ini adalah ditemukan sesuatu yang dapat memberikan manfaat atau bahkan hikmah bagi penulis, pembaca, dan bagi seluruh mahasiswa-mahasiswi Universitas Negeri Surabaya. Amien ya Rabbal ‘alamin.
Wassalalam,
Surabaya, 29 Maret 2008
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………………. i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………. ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………… iii
BAB I : Pendahuluan………………………………………………………………………… 1
A. Latar Belakang………………………………………………………………. 1……..
B. Klasifikasi Filsafat…………………………………………………………… 2
1. Klasifikasi Filsafat Menurut Wilayah……………………………… 3
2. Klasifikasi Filsafat Menurut Latar Belakang Agama…………. 5
BAB II : Pembahasan………………………………………………………………………… 9
A. Kajian Filsafat………………………………………………………………… 9……..
B. Munculnya Filsafat………………………………………………………… 11
C. Sejarah Perkembangan Awal Filsafat Dunia……………………….. 12
BAB III : Penutup……………………………………………………………………………. 21
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………… 23
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam menghadapi seluruh kenyataan dalam hidupnya, manusia senatiasa terkagum atas apa yang dilihatnya. Manusia ragu-ragu apakah ia tidak ditipu oleh panca-inderanya, dan mulai menyadari keterbatasannya. Dalam situasi itu banyak yang berpaling kepada agama atau kepercayaan Ilahiah.
Tetapi sudah sejak awal sejarah, ternyata sikap iman penuh taqwa itu tidak menahan manusia menggunakan akal budi dan fikirannya untuk mencari tahu apa sebenarnya yang ada dibalik segala kenyataan (realitas) itu. Proses itu mencari tahu itu menghasilkan kesadaran, yang disebut pencerahan. Jika proses itu memiliki ciri-ciri metodis, sistematis dan koheren, dan cara mendapatkannya dapat dipertanggung-jawabkan, maka lahirlah ilmu pengetahuan.
Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang;
(1) disusun metodis, sistematis dan koheren (“bertalian”) tentang suatu bidang tertentu dari kenyataan (realitas), dan yang
(2) dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu di bidang (pengetahuan) tersebut.
Makin ilmu pengetahuan menggali dan menekuni hal-hal yang khusus dari kenyataan (realitas), makin nyatalah tuntutan untuk mencari tahu tentang seluruh kenyataan (realitas).
Jauh sebelum manusia menemukan dan menetapkan apa yang sekarang kita sebut sesuatu sebagai suatu disiplin ilmu sebagaimana kita mengenal ilmu kedokteran, fisika, matematika, dan lain sebagainya, umat manusia lebih dulu memfikirkan dengan bertanya tentang berbagai hakikat apa yang mereka lihat. Dan jawaban mereka itulah yang nanti akan kita sebut sebagai sebuah jawaban filsafati.
Kegiatan manusia yang memiliki tingkat tertinggi adalah filsafat yang merupakan pengetahuan benar mengenai hakikat segala yang ada sejauh mungkin bagi manusia . Bagian filsafat yang paling mulia adalah filsafat pertama, yaitu pengetahuan kebenaran pertama yang merupakan sebab dari segala kebenaran (Al-Kindi, 801 – 873 M).
Metode filsafat adalah metode bertanya. Objek formal filsafat adalah ratio yang bertanya. Obyek materinya semua yang ada. Maka menjadi tugas filsafat mempersoalkan segala sesuatu yang ada sampai akhirnya menemukan kebijaksanaan universal.
Sonny Keraf dan Mikhael Dua mengartikan ilmu filsafat sebagai ilmu tentag bertanya atau berpikir tentang segala sesuatu (apa saja dan bahkan tentang pemikiran itu sendiri) dari segala sudut pandang. Thinking about thinking.
Meski bagaimanapun banyaknya gambaran yang kita dapatkan tentang filsafat, sebenarnya masih sulit untuk mendefinisikan secara konkret apa itu filsafat dan apa kriteria suatu pemikiran hingga kita bisa memvonisnya, karena filsafat bukanlah sebuah disiplin ilmu. Sebagaimana definisinya, sejarah dan perkembangan filsafat pun takkan pernah habis untuk dikupas. Tapi justru karena itulah mengapa fisafat begitu layak untuk dikaji demi mencari serta memaknai segala esensi kehidupan.
B. Klasifikasi Filsafat
Dalam membangun tradisi filsafat banyak orang mengajukan pertanyaan yang sama, menanggapi, dan meneruskan karya-karya pendahulunya sesuai dengan latar belakang budaya, bahasa, bahkan agama tempat tradisi filsafat itu dibangun. Oleh karena itu, filsafat biasa diklasifikasikan menurut daerah geografis dan latar belakang budayanya. Dewasa ini filsafat biasa dibagi menjadi dua kategori besar menurut wilayah dan menurut latar belakang agama. Menurut wilayah bisa dibagi menjadi: “Filsafat Barat”, “Filsafat Timur”, dan “Filsafat Timur Tengah”. Sementara latar belakang agama dibagi menjadi: “Filsafat Islam”, “Filsafat Budha”, “Filsafat Hindu”, dan “Filsafat Kristen”.
1.) Klasifikasi Filsafat Menurut Wilayah
a. Filsafat Barat
‘‘‘Filsafat Barat’’’ adalah ilmu yang biasa dipelajari secara akademis di universitas-universitas di Eropa dan daerah-daerah jajahan mereka. Filsafat ini berkembang dari tradisi falsafi orang Yunani kuno. Namun pada hakikatnya, tradisi falsafi Yunani sebenarnya sempat mengalami pemutusan rantai ketika salinan buku filsafat Aristoteles seperti Isagoge, Categories dan Porphyry telah dimusnahkan oleh pemerintah Romawi bersamaan dengan eksekusi mati terhadap Boethius, yang dianggap telah menyebarkan ajaran yang dilarang oleh negara. Selanjutnya dikatakan bahwa seandainya kitab-kitab terjemahan Boethius menjadi sumber perkembangan filsafat dan ilmu pengetahuan di Eropah, maka John Salisbury, seorang guru besar filsafat di Universitas Paris, tidak akan menyalin kembali buku Organon karangan Aristoteles dari terjemahan-terjemahan berbahasa Arab, yang telah dikerjakan oleh filosof Islam pada dinasti Abbasyah.
Tokoh utama filsafat Barat antara lain Plato, Thomas Aquinas, Réne Descartes, Immanuel Kant, George Hegel, Arthur Schopenhauer, Karl Heinrich Marx, Friedrich Nietzsche, dan Jean-Paul Sartre.














PENEMUAN KEBENARAN DAN SARANA

Posted June 6th, 2008 by mieea
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Setiap mahkluk sosial dengan segala kemampuan dan aktivitas kian harinya seperti yang dirasakan penting tentang pendidikan, apalagi tentang filsafat ilmu itu harus tahu, memang filsafat hanya ada di perguruan tinggi saja, tetapi walaupun demikian tidak kalah penting dan hebatnya seperti yang lain.
B. TUJUAN
Adapun tujuan makalah ini agar mahasiswa dapat mengerti tentang filsafat ilmu yang telah disusun yaitu untuk menumbuhkan minat mahasiswa agar lebih memperdalam lagi dan untuk mengetahui pendidikan tentang filsafat ilmu.
C. MANFAAT
Manfaatnya dari makalah ini agar mahasiswa dapat menggali sumber pengetahuan dari luar dan dapat berpikir secara kritis yang mana mahasiswa mengetahui tentang filsafat ilmu itu dan dapat memecahkan masalah serta dapat mengevaluasi sampai dimana kemampuan mahasiswa dalam berpikir, dalam penulisan makalah ini menggunakan beberapa buku sumber yang ada.
Dan semoga makalah ini dapat mengetahui betapa besar dan pentingnya ilmu pengetahuan tentang filsafat ilmu lebih jauh lagi.
BAB II
PENEMUAN KEBENARAN DAN SARANA
BERPIKIR ILMIAH
Di dalam masyarakat sering dijumpai orang-orang yang dianggap “tahu” dan memiliki kemampuan menyelesaikan berbagai masalah misalnya: masalah X. andaikan di antara orang-orang itu ada yang bernama Si-A dan Si-B. ternyata kemampuan Si-A dan Si-B dalam menyelesaikan masalah X tersebut tidak sama. Perbedaannya terletak pada cara memecahkannya. Demikianlah, mereka berdua telah berusaha menemukan kebenaran.
Cara untuk menemukan kebenaran berbeda-beda. Kiranya cara itu dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu: cara penemuan kebenaran yang non ilmiah dan cara penemuan yang ilmiah.
A. CARA PENEMUAN KEBENARAN NONILMIAH
Upaya untuk menemukan kebenaran yang nonilmiah dapat terlaksana dengan berbagai cara, di antaranya ialah:
1. Penemuan Secara Kebetulan
Penemuan kebenaran secara kebetulan adalah penemuan yang berlangsung disengaja. Dalam sejarah manusia, penemuan secara kebetulan itu banyak juga yang berguna walaupun terjadinya tidak dengan cara yang ilmiah, tidak disengaja, dan tanpa rencana. Cara ini tidak dapat diterima dalam metode untuk menggali pengetahuan atau ilmu.
2. Penemuan “coba dan ralat” (trial and error)
Penemuan “coba dan ralat” terjadi tanpa adanya kepastian akan berhasil atau tidak berhasil kebenaran yang dicari itu. Memang ada aktivitas mencari kebenaran, tetapi aktivitas itu mengandung unsur spekulatif atau “untung-untungan”.
Penemuan dengan cara ini kerap kali memerlukan waktu yang lama, karena memang tanpa rencana, tidak terarah, dan tidak diketahui tujuannya. Cara “coba dan ralat” ini pun tidak dapat diterima sebagai cara ilmiah dalam usaha untuk mengungkapkan kebenaran.
3. Penemuan melalui otoritas atau kewibawaan
Pendapat orang-orang yang memiliki kewibawaan, misalnya: orang-orang yang mempunyai kedudukan dan kekuasaan sering diterima sebagai kebenaran meskipun pendapat itu tidak didasarkan pada pembuktian ilmiah. Pendapat itu tidak berarti tidak ada gunanya. Pendapat itu tetap berguna, terutama dalam merangsang usaha penemuan baru bagi orang-orang yang menyangsikannya.. namun demikian ada kalanya pendapat itu ternyata tidak dapat dibuktikan kebenarannya. Dengan demikian pendapat pemegang otoritas itu bukanlah pendapat yang berasal dari penelitian, melainkan hanya berdasarkan pemikiran yang diwarnai oleh subjektivitas.
4. Penemuan Secara Spekulatif
Cara ini mirip dengan cara coba dan ralat. Tetapi perbedaannya dengan coba dan ralat memang ada. Seseorang yang menghadapi suatu masalah yang harus dipecahkan pada penemuan secara spekulatif, mungkin sekali ia membuat sejumlah alternatif pemecahan kemudian ia mungkin memilih satu alternatif pemecahan, sekalipun ia tidak yakin benar mengenai keberhasilannya. Ia berspekulasi atas kemungkinan yang dipilihnya itu dengan dipandu oleh “kira-kira”. Bagi seseorang yang memiliki pandangan yang tajam, boleh jadi alternatif itu dapat menunjukkan adanya kebenaran yang dicapai melalui spekulasi itu. Meskipun begitu, spekulasi tersebut belum juga memberikan kepastian akan berhasilnya ditemukan kebenaran. Oleh karena itu, kemungkinan gagal akan lebih besar daripada berhasil.
5. Penemuan Kebenaran Lewat Cara Berpikir Kritis dan Rasional
Telah banyak kebenaran yang dicapai oleh manusia sebagai hasil upayanya menggunakan kemampuan berpikirnya. Dalam menghadapi masalah, manusia berusaha menganalisisnya berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki untuk sampai pada pemecahan yang tepat. Cara berpikir yang ditempuh untuk sampai pada tingkat permulaan dalam memecahkan masalah ialah dengan (a) cara berpikir analitik dan (b) cara berpikir sintetik.
a) Cara Berpikir Analitik
Cara berpikir analitik ialah cara berpikir deduktif. Untuk mencapai pengetahuan yang benar, cara deduktif menggunakan silogisme sebagai alat. Silogisme ialah suatu argumentasi yang terdiri dari tiga buah proposisi atau pernyataan yang membenarkan atau menolak suatu perkara. Dua proposisi yang ketiga disebut Simpulan atau Konklusi. Konklusi pada dasarnya merupakan konsekuensi dari kedua premis yang terdahulu.
Beberapa jenis silogisme beserta contohnya adalah sebagai berikut :
(1) Silogisme Kategorik
Semua manusia bakal mengalami mati (premis mayor)
Seniman adalah manusia (premis minor)
Jadi seniman bakal mengalami mati (konklusi)
Dengan ringkas silogisme tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut :
Silogisme kategorik: Semua P adalah Q
P1 adalah P
Jadi: P1 adalah Q
(2) Silogisme Kondisional (bersyarat)
Jika sandiwara itu dipentaskan di lapangan terbuka, penontonnya berlimpah.
Sandiwara itu di lapangan terbuka.
Jadi penontonnya berlimpah.
Ringkasnya adalah sebagai berikut:
Silogisme Kondisional:
Jika P dalam keadaan Q, maka akan terjadi R.
P1 sekarang dalam keadaan Q.
Jadi: P1 akan mengalami R.
(3) Silogisme Pilihan (alternatif)
Harun akan menikah setelah tamat atau kembali ke kampung.
Setelah tamat Harun menikah.
Jadi Harun tidak kembali ke kampung.
Ringkasnya adalah sebagai berikut:
Silogisme Alternatif:
P harus memilih Q atau R.
(Q dan R tidak terjadi serempak)
P1 memilih R
Jadi P1 tidak mungkin memilih Q.
(4) Silogisme Disjungtif (melerai)
Bagi seorang mahasiswa, baik yang belajar tekun maupun yang tidak belajar sama sekali, tidaklah mungkin begitu saja mendapat nilai yang terbagus.
Ada seorang mahasiswa yang sama sekali tidak belajar.
Jadi tidak mungkin begitu saja ia mendapat nilai yang terbagus.
Singkatnya ialah sebagai berikut:
Silogisme Disjungtif:
Tidak mungkin P yang sedang dalam keadaan R bakal menjadi Q.
P dalam keadaan R.
Jadi tidak mungkin P bakal menjadi Q.
b) Cara Berpikir Sintetik
Cara berpikir sintetik adalah cara berpikir induktif yang simpulannya diharapkan berlaku umum untuk kelompok/jenis, dan peristiwa atau yang diharapkan agar kasus yang bersifat khusus atau individual masuk ke dalam wilayah kelompok/jenis yang dikenai simpulan.
Di bawah ini dikemukakan cara berpikir jenis induksi.
(1) Induksi Komplet
P1 penduduk desa A, adalah petani.
Qi penduduk desa A, adalah petani.
R1 penduduk desa A, adalah petani.
S1 penduduk desa A, adalah petani.
Y1 penduduk desa A, adalah petani.
Z1 penduduk desa A, adalah petani.
Jadi semua penduduk (P sampai Z) yang mendiami desa A, adalah petani.
Gambar 1
Cara Berpikir Induksi Komplet
(2) Induksi Sistem Bacon
Francis Bacon, ahli empirisme, dengan tegas menolak cara berpikir deduksi. Ia menganjurkan agar dalam usaha menarik simpulan yang berlaku umum, orang hendaknya bertolak dari hasil observasi untuk menentukan ciri-ciri gejala yang dihadapinya. Ia mengemukakan bahwa ada tiga jenis pencatatan ciri sebagai berikut:
(a) Pencatatan ciri positif, yaitu pencatatan terhadap peristiwa yang kondisinya dapat dipastikan menimbulkan gejala;
(b) Pencatatan ciri negatif, yaitu pencatatan terhadap peristiwa yang kondisinya tidak memunculkan gejala; dan
(c) Pencatatan variasi gejala, yaitu pencatatan mengenai ada atau tidak adanya perubahan gejala pada kondisi yang berubah-ubah atau diubah-ubah.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Penemuan Kebenaran dan Sarana Berpikir Ilmiah
- Penemuan kebenaran secara kebetulan adalah penemuan yang berlangsung tanpa di sengaja oleh orang lain maupun oleh kita sendiri, kebetulan itu banyak juga yang berguna walaupun terjadinya tidak secara ilmiah.
- Adapun penemuan kebenaran yang lainnya terjadi tanpa adanya kepastian akan berhasil atau tidak berhasil kebenaran yang dicari itu. Memang mencari kebenaran itu berbeda-beda kiranya cara itu dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu cara penemuan kebenaran yang non ilmiah dan cara penemuan yang ilmiah, tetapi di sini mempelajari cara penemuan kebenaran yang non ilmiah.
B. SARAN
Terima kasih banyak atas kepercayaannya kepada saya untuk tugas makalah ini dengan baik sesuai yang diinginkan jika ada kata-kata penulisan yang kurang tepat, saya sebagai penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya, dan penulis mohon minta saran dan kritiknya supaya makalah ini lebih baik lagi, karena manusia punya kekurangan dan kelebihan, sekali lagi terima kasih banyak.
DAFTAR PUSTAKA
Dkk. Hartono Kasmadi, Filsafat Ilmu; Ikip Semarang Press, Jakarta 1998.
Undang Drs., Filsafat Ilmu; STKIP Muhamadiyah, Bogor 2007

Kebenaran, Pengetahuan Dan Rekonsiliasi

The search for knowledge and truth is a compelling theme woven throughout All the King's Men, and it is especially evident in the story of Jack Burden. Pencarian pengetahuan dan kebenaran adalah sebuah tema yang menarik terjalin di Semua King's Men, dan ini terutama jelas dalam kisah Jack Burden. When Jack embarks on a quest toward self- knowledge, he realizes that most of his problems in life have risen out of his lack of knowledge and understanding of people, events, and ideas. Ketika Jack embarks pada sebuah pencarian menuju pengetahuan diri, dia menyadari bahwa sebagian besar masalah dalam kehidupan telah bangkit keluar dari kurangnya pengetahuan dan pemahaman mengenai orang, peristiwa, dan ide. Jack's shortcoming in this area often leads him to think about the past and hinders his ability to grow emotionally, an aspect of Jack that has been in arrested development for twenty years. Jack kekurangan di daerah ini sering membuat dia berpikir tentang masa lalu dan menghalangi kemampuannya untuk tumbuh secara emosional, suatu aspek dari Jack yang telah dalam pengembangan ditahan selama dua puluh tahun. Another important aspect of this theme is how Jack's incomplete picture of the world around him affects his actions and decision. Aspek penting lain dari tema ini adalah bagaimana tidak lengkap Jack gambaran tentang dunia di sekelilingnya mempengaruhi tindakan dan keputusan. In the end Jack gains vital knowledge but it comes at a costly price through the deaths of his friends and father. Pada akhirnya keuntungan vital Jack pengetahuan tetapi datang pada harga yang mahal melalui kematian teman-temannya dan ayahnya. Jack concludes that "all knowledge that is worth anything is maybe paid in blood" and it is this knowledge that allows Jack to finally move on with his life and to come to terms with many issues such as life, love, and responsibility. Jack menyimpulkan bahwa "semua pengetahuan yang bernilai sesuatu yang mungkin dibayar dengan darah" dan pengetahuan inilah yang memungkinkan akhirnya Jack melanjutkan hidupnya dan untuk berdamai dengan banyak masalah-masalah seperti kehidupan, cinta, dan tanggung jawab.
When the reader is first introduced to Jack Burden, he seems to be somewhat of an idealistic man with no real ambition for himself but who is not really satisfied or happy with his life and who refuses to see the world for what it really is. Ketika pembaca pertama kali diperkenalkan pada Jack Burden, ia tampaknya sedikit dari laki-laki yang idealistik tidak punya ambisi untuk dirinya sendiri, tetapi siapa yang tidak benar-benar puas atau senang dengan kehidupan dan yang menolak untuk melihat dunia untuk apa sebenarnya.
"What you don't know don't hurt you, for it ain't real"(30) is a quote Jack picked up during his college days as a history major, and which he cites as the building block for his entire worldview, a worldview that attempts to avoid the idea that actions have consequences and that people must take responsibility for their actions. "Apa yang Anda tidak tahu tidak menyakiti Anda, karena tidak nyata" (30) adalah kutipan Jack mengambil kuliah selama hari-hari sebagai suatu sejarah besar, dan yang ia menyebutkan sebagai blok bangunan untuk seluruh pandangan dunia , sebuah pandangan dunia yang mencoba untuk menghindari gagasan bahwa tindakan memiliki konsekuensi dan bahwa orang harus mengambil tanggung jawab atas tindakan mereka. This idealistic worldview seems to serve as Jack's defense against all that he doesn't understand, especially some key events in his life that influenced him greatly. Pandangan dunia idealis ini tampaknya berfungsi sebagai Jack pertahanan terhadap semua yang dia tidak mengerti, terutama beberapa peristiwa penting dalam hidupnya yang mempengaruhi dia sangat.
The first major event in Jack's life that greatly affected him as a human being was his parent's divorce, which led to his father leaving when Jack was only six years old. Acara besar pertama dalam kehidupan Jack yang sangat mempengaruhi dirinya sebagai manusia adalah perceraian orangtua, yang menyebabkan ayahnya meninggalkan ketika Jack baru enam tahun. Jack's mother explained to him that his father... Jack ibu menjelaskan kepadanya bahwa ayahnya ...


Pertanyaan yang diajukan oleh Chalmers (1978, 2003) "Apa hal ini disebut ilmu pengetahuan?" Adalah tidak mudah untuk menjawab. Indeed scientists and philosophers have been discussing this question for centuries. Memang ilmuwan dan filsuf telah membahas pertanyaan ini selama berabad-abad.

Sometimes it is an individual discovery in science that is significant, sometimes it is the combination of several discoveries, and sometimes it is the connection between science and technology, that makes the discovery useful that is important. Kadang-kadang penemuan seorang individu dalam ilmu pengetahuan yang signifikan, kadang-kadang merupakan kombinasi dari beberapa penemuan, dan kadang-kadang itu adalah hubungan antara ilmu pengetahuan dan teknologi, yang membuat penemuan yang penting berguna. The significance of Newton's work was that he drew together a number of strands to make a new synthesis, some would argue that his book PRINCIPIA is the greatest science book ever written. Pentingnya pekerjaan Newton adalah bahwa dia menarik bersama sejumlah helai untuk membuat sintesis baru, beberapa orang berpendapat bahwa bukunya Principia adalah buku ilmu pengetahuan terbesar yang pernah ditulis.

The ideas of Newton and other scientists throughout Europe gave rise to what has been termed the scientific Revolution. Ide Newton dan ilmuwan lain di seluruh Eropa memunculkan apa yang telah disebut Revolusi ilmiah. Goodman and Russell (1999 p1) citing Butterfield suggest that the European Scientific Revolution “ outshines everything since the rise of Christianity and reduces the Renaissance and Reformation to the rank of mere episodes. ”. Goodman dan Russell (1999 p1) mengutip Butterfield menyatakan bahwa Revolusi Ilmiah Eropa "Mengalahkan segalanya sejak munculnya Kekristenan dan mengurangi masa Renaissance dan Reformasi ke pangkat hanya episode.".

Whether one accepts such arguments, completely in part or not at all, it is clear that the nature of science changed. Apakah orang menerima argumen seperti itu, benar-benar sebagian atau tidak sama sekali, jelas bahwa sifat ilmu pengetahuan berubah. It developed into the objectivist empirical process, the scientific enquiry method we know and use today. Ini berkembang ke dalam objektivis proses empiris, metode penyelidikan ilmiah yang kita kenal dan menggunakan hari ini. Observation and experiment were key to this process. Pengamatan dan percobaan kunci untuk proses ini.

This view of science as experimental has led to the formulation of the idea of scientific enquiry. Pandangan ilmu eksperimental telah menyebabkan perumusan ide penyelidikan ilmiah. In the English National Curriculum this is Sc1, and is the element that requires pupils to be active, to work practically and to plan and undertake investigations. Dalam Kurikulum Nasional Inggris Sc1 ini, dan merupakan unsur yang mengharuskan murid untuk aktif, untuk bekerja secara praktis dan untuk merencanakan dan melakukan investigasi.

However (Huff (2003) argues that the skills and processes of scientific enquiry and investigation that dominate western technological society may not be so dominant in other cultures. Huff (2003) suggests that some Islamic groups in India and North Africa may not accept the processes of scientific investigation, and that these scientific principles challenge some of the bedrock views of Chinese society. Therefore we have an argument that particular cultures may challenge and disagree with the notion of scientific enquiry. Namun (Huff (2003) berpendapat bahwa keterampilan dan proses-proses penyelidikan penyelidikan ilmiah dan teknologi yang mendominasi masyarakat barat mungkin tidak begitu dominan dalam budaya lain. Huff (2003) menyatakan bahwa beberapa kelompok Islam di India dan Afrika Utara mungkin tidak menerima proses penyelidikan ilmiah, dan bahwa prinsip-prinsip ilmiah ini tantangan beberapa landasan pandangan masyarakat Cina. Oleh karena itu kita mempunyai argumen bahwa budaya tertentu mungkin tantangan dan tidak setuju dengan gagasan penyelidikan ilmiah.

A further challenge to the notion of scientific enquiry and investigation comes from religious perspectives. Tantangan lebih lanjut pada pengertian tentang penyelidikan dan penyelidikan ilmiah berasal dari perspektif keagamaan. Ferngren (2002) documents very well some of these controversies. Ferngren (2002) dokumen yang sangat baik beberapa kontroversi ini. Galileo (1564-1642) presented new and challenging ideas about science. Galileo (1564-1642) disajikan baru dan menantang ide-ide tentang ilmu pengetahuan. These were seen; as Heretical by the Catholic Church and it was not until the 1990s that Galileo's works were finally removed from the Pope's Heretical Book List. Ini terlihat; sebagai bidaah oleh Gereja Katolik dan tidak sampai tahun 1990-an yang karya-karya Galileo akhirnya dihapus dari Paus Daftar Buku sesat. The impact of Religion upon science has been extensively documented in many books and journals such as the journal of the BJHS. Dampak pada ilmu Agama telah banyak didokumentasikan dalam banyak buku dan jurnal seperti jurnal dari BJHS. Thus the emergence of new scientific ideas, or new technology may be uncomfortable to religious and other groups in society. Dengan demikian munculnya ide-ide ilmiah baru, atau teknologi baru mungkin tidak nyaman untuk agama dan kelompok lain dalam masyarakat.

Genetically modified crops, use of animals for testing new drugs, and human contraception are currently issues of challenge between scientific advance and moral and religious principles. Rekayasa genetika tanaman, penggunaan hewan untuk pengujian obat baru, dan kontrasepsi manusia isu-isu saat ini tantangan antara kemajuan ilmiah dan prinsip-prinsip moral dan agama. The impact of HIV on society and the refusal to use contraception on religious grounds, as a protection from HIV is just one of many fields in which objective, empirical scientific enquiry clash with cultures religions and moral standpoints. Dampak HIV pada masyarakat dan penolakan untuk menggunakan kontrasepsi pada alasan keagamaan, sebagai perlindungan dari HIV hanyalah salah satu dari banyak bidang yang objektif, empiris penyelidikan ilmiah bertentangan dengan budaya sudut pandang agama dan moral.

The museum to Dr Jenner in Berkley Gloucestershire (UK), and his discovery of a cure for Smallpox, although small has some fascinating exhibits. Museum Dr Berkley Jenner di Gloucestershire (Inggris), dan penemuan obat untuk Cacar, walaupun kecil memiliki beberapa pameran menarik. Several remind scientists and society that controversy between new discoveries in science and medicine and popular perceptions are no new phenomena. Beberapa mengingatkan ilmuwan dan masyarakat yang kontroversi antara penemuan-penemuan baru dalam sains dan kedokteran dan persepsi populer Tidak ada fenomena baru.

Philosophers of science suggest that in the early years science was completely objective, rational and empirical. Filsuf sains menunjukkan bahwa pada tahun-tahun awal ilmu benar-benar objektif, rasional dan empiris. Evidence was collected through the scientific method. Bukti yang dikumpulkan melalui metode ilmiah. Historians of Science might dispute this view. Sejarawan of Science mungkin sengketa pandangan ini. Karl Popper argued that scientists selected data and observations to prove a theory, but true scientific theories were temporary and new evidence might render them false. Karl Popper ilmuwan berpendapat bahwa data yang dipilih dan pengamatan untuk membuktikan suatu teori, tapi benar teori-teori ilmiah bersifat sementara dan bukti-bukti baru mungkin membuat mereka palsu. Popper argued that scientists select data, thus data is not entirely objective it is subject to human choice. Popper berpendapat bahwa para ilmuwan pilih data, sehingga data tidak sepenuhnya objektif itu tunduk pada pilihan manusia.

The Philosophical and Historical debate about science asks questions about the scientific method, the justification and reliability of science experiments. Sejarah Filsafat dan perdebatan tentang ilmu pengetahuan mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang metode ilmiah, pembenaran dan keandalan ilmu eksperimen. It also questions developments within different branches of science. Mereka juga akan mempertanyakan perkembangan dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan. For example does research into cosmology utilise the same principles of scientific method as cancer research. Sebagai contoh melakukan penelitian ke dalam kosmologi memanfaatkan prinsip-prinsip yang sama metode ilmiah seperti penelitian kanker. Is there a universal scientific model that fits all science research situations? Apakah ada ilmiah universal model yang cocok untuk semua situasi penelitian ilmu pengetahuan?
As with most things scientific the deeper one digs the more complex the answers become. Seperti kebanyakan hal-hal ilmiah yang lebih dalam satu penggalian yang lebih kompleks menjadi jawaban.
Pencapaian besar ilmu pengetahuan, selama tiga atau empat ratus tahun, telah memberitahu kami penting dan menarik hal-hal baru tentang diri kita dan dunia di mana kita hidup. They by no means tell us everything, or even the most important things we want to know about the world. Mereka tidak berarti beritahu kami semua, atau bahkan hal-hal yang paling penting kita ingin tahu tentang dunia. But what they do uniquely, is to offer a knowledge that can be relied upon for action. Tapi apa yang mereka lakukan unik, adalah untuk memberikan pengetahuan yang dapat diandalkan untuk bertindak. This reliable knowledge is much more than a compendium of things that happen to have been observed it presents the world in novel and surprising guises, saying that things are in reality often not as they seem to be (Millar & Osborne Beyond 2000 Science Education for the Future London Kings College London section 4.1). Ini pengetahuan yang dapat dipercaya jauh lebih dari satu ringkasan tentang hal-hal yang terjadi telah diamati menyajikan dunia dalam novel dan mengejutkan samaran, mengatakan bahwa hal-hal yang pada kenyataannya sering tidak seperti mereka tampaknya (Millar & Osborne Beyond 2000 Ilmu Pendidikan untuk depan London Kings College London bagian 4.1).
Science tells us for example, Ilmu pengetahuan mengatakan kepada kita misalnya,
  • that diseases are carried by micro-organisms invisible to the naked eye; penyakit yang dibawa oleh mikro-organisme yang tidak terlihat dengan mata telanjang;
  • that heritable traits are carried by a chemical code; yang diwariskan sifat-sifat yang dibawa oleh kode kimia;
  • that all species have evolved from simpler organisms – Crufts dog show is a wonderful example of evolution of the dog from a common ancestor to the variety today bahwa semua spesies telah berevolusi dari organisme sederhana - Crufts anjing menunjukkan adalah contoh bagus evolusi anjing dari nenek moyang yang sama dengan berbagai hari
  • that all substances are made of tiny particles held together by forces which are electrical in nature bahwa semua bahan yang terbuat dari partikel-partikel kecil yang disatukan oleh kekuatan-kekuatan yang listrik di alam
  • that the many varied substances we see around us are made up of different rearrangements of the same few types of particles bahwa bermacam-macam zat kita lihat di sekitar kita yang terdiri dari berbagai penyusunan ulang beberapa yang sama jenis partikel
  • that we live on a rocky ball with a hot interior which circles the sun bahwa kita hidup di bola berbatu dengan interior yang panas yang mengelilingi matahari
  • that the universe had its origin in a huge explosion – the big bang. bahwa alam semesta memiliki asal dalam ledakan besar - Big Bang.
Acting on the reliable knowledge which science has produced, scientists have developed a staggering variety of artefacts and products, ranging from electric motors to antibiotics, and from artificial satellites to genetically engineered insulin for treating diabetes, which have transformed our lives and lifestyles (Millar & Osborne 1998 Beyond 2000 Science Education for the Future section 4.1). Yang bekerja pada ilmu pengetahuan yang dapat dipercaya yang telah menghasilkan, para ilmuwan telah mengembangkan berbagai artefak mengejutkan dan produk, mulai dari motor listrik untuk antibiotik, dan dari satelit untuk buatan rekayasa genetika insulin untuk mengobati diabetes, yang telah mengubah kehidupan kita dan gaya hidup (Millar & Osborne 1998 Beyond 2000 Ilmu Pendidikan untuk Masa Depan bagian 4.1).

So returning to the question what is science? Jadi kembali ke pertanyaan apa itu ilmu pengetahuan? The New Curriculum 2000 (for England) makes the following statements about the place of science Kurikulum Baru 2000 (untuk Inggris) membuat pernyataan berikut tentang tempat ilmu

The distinctive contribution of science to the school curriculum Kontribusi khas ilmu pengetahuan untuk kurikulum sekolah

Science contributes to the whole curriculum by stimulating and exciting pupils' curiosity and their interest in, and knowledge of, phenomena and events of the world around them. Sains memberikan kontribusi kepada seluruh kurikulum dengan mendorong dan menarik murid 'rasa ingin tahu dan minat mereka, dan pengetahuan, fenomena dan peristiwa-peristiwa dunia di sekitar mereka. Through their work in science, pupils are helped to understand major scientific ideas, to appreciate how these develop and contribute to technological change, and to recognise the cultural significance of science and its worldwide developments. Melalui pekerjaan mereka di bidang ilmu pengetahuan, siswa dibantu untuk memahami ide-ide ilmiah utama, untuk menghargai bagaimana mengembangkan dan berkontribusi pada perubahan teknologi, dan untuk mengenali pentingnya budaya ilmu pengetahuan dan perkembangan di seluruh dunia. Science offers a range of activities which can engage all learners by linking direct practical experience with ideas, developing key skills and encouraging critical and creative thought, through developing and evaluating explanations. Sains menawarkan berbagai kegiatan yang dapat melibatkan semua peserta didik dengan menghubungkan pengalaman praktis langsung dengan ide-ide, mengembangkan keterampilan kunci dan mendorong berpikir kritis dan kreatif, melalui pengembangan dan mengevaluasi penjelasan. Studying science enables pupils to understand the role of experimental evidence and models in evaluating explanations of phenomena and events. Mempelajari ilmu pengetahuan memungkinkan murid-murid untuk memahami peran bukti eksperimental dan model dalam mengevaluasi penjelasan fenomena dan peristiwa. Pupils learn how technologies based on science have been used in industry, business and medicine, and how these developments have contributed greatly to the quality of life for most people. Murid belajar bagaimana teknologi berdasarkan ilmu pengetahuan telah digunakan dalam industri, bisnis dan obat-obatan, dan bagaimana perkembangan ini telah memberikan kontribusi besar terhadap kualitas hidup bagi kebanyakan orang. Pupils engage in questioning and discussion about science based issues which affect their lives, the society in which they live and the world as a whole and, through this become more confident in expressing views and evaluating decisions about such matters. Siswa terlibat dalam pertanyaan dan diskusi tentang isu-isu yang berbasis ilmu pengetahuan yang mempengaruhi kehidupan mereka, masyarakat di mana mereka hidup dan dunia secara keseluruhan dan, melalui ini menjadi lebih percaya diri dalam mengungkapkan pandangan dan mengevaluasi keputusan mengenai hal-hal seperti itu.

The research report Student Review of the Science Curriculum (2002/03) produced by Michael Reiss, Ian Murray and Bobby Cerini, gives an indication of student responses to science in the national Curriculum. Laporan riset Review Mahasiswa Ilmu Kurikulum (2002/03) yang diproduksi oleh Michael Reiss, Ian Murray dan Bobby Cerini, memberikan indikasi tanggapan siswa terhadap sains dalam Kurikulum nasional. This report can be downloaded from the Planet Science Website. Laporan ini dapat di-download dari Planet Sains Website.

The English National Curriculum (QCA 1999) in the introductory section p1 to p39 reminds us of some of the broader aims of teaching such as; - promoting public understanding (p13) developing pupils moral development (p19) developing problem solving P21) the promotion of thinking skills (p23) and within the Science Programmes of Study the BREADTH OF STUDY component. Kurikulum Nasional Inggris (QCA 1999) di bagian pengantar p1 ke p39 mengingatkan kita pada beberapa tujuan yang lebih luas pengajaran seperti; - mempromosikan pemahaman publik (P13) mengembangkan perkembangan moral siswa (p19) mengembangkan pemecahan masalah P21) promosi keterampilan berpikir (p23) dan di dalam Program Studi Ilmu yang RENTANG STUDI komponen. Each of these areas supports teachers and trainee teachers in making science interesting, practical and relevant. Setiap bidang ini mendukung guru dan guru peserta pelatihan dalam membuat ilmu pengetahuan yang menarik, praktis dan relevan. They present avenues through which the History and Philosophy of science can be included and expanded within the curriculum. Mereka hadir jalan melalui mana Sejarah dan Filsafat ilmu dapat dimasukkan dan dikembangkan dalam kurikulum.
Aku kembali ke pertanyaan apa itu ilmu pengetahuan? Is science Ilmu pengetahuan
  • A collection of discrete disciplines, - biology, chemistry, physics, geology, astronomy, etc With clearly defined bodies of knowledge? A collection of diskrit disiplin, - biologi, kimia, fisika, geologi, astronomi, dll Dengan tubuh yang jelas pengetahuan?
  • The method of exploring and extending knowledge about the world? Metode mengeksplorasi dan memperluas pengetahuan tentang dunia?
  • Activities conducted by researchers in laboratories in extending and manipulating knowledge? Kegiatan yang dilakukan oleh para peneliti di laboratorium dalam memperluas dan memanipulasi pengetahuan?
Is school science a reflection of science in the real world, where scientists learn from each other and extend the boundaries of knowledge by research? Sains sekolah adalah refleksi dari ilmu pengetahuan di dunia nyata, di mana para ilmuwan belajar dari satu sama lain dan memperluas batas-batas pengetahuan dengan penelitian?

Is this last point a true view of classroom science? Titik terakhir ini pandangan yang benar kelas ilmu pengetahuan?
Do we really mirror the world of research in science classrooms? Apakah kita benar-benar cermin dunia penelitian dalam sains kelas?

Do children see themselves as explorers of science, or as receivers of agreed scientific knowledge? Apakah anak-anak melihat diri mereka sebagai penjelajah ilmu pengetahuan, atau sebagai penerima yang disepakati pengetahuan ilmiah? Is there a different model of science for KS1, KS2 and KS3? Apakah ada model yang berbeda ilmu untuk KS1, KS2 dan KS3?
Science is a distinctive form of creativity human activity, which involves one way of seeing, exploring and understanding reality.  Science is not a homogenous activity generating a single form of knowledge. Ilmu pengetahuan adalah bentuk kreativitas khas aktivitas manusia, yang melibatkan satu cara untuk melihat, mengeksplorasi dan memahami realitas. Sains bukan merupakan aktivitas homogen menghasilkan satu bentuk pengetahuan. On the contrary there is a variety of distinguishable, but interconnected and overlapping disciplines within the scientific domain. Sebaliknya ada berbagai dibedakan, tetapi saling terkait dan tumpang tindih disiplin dalam domain ilmiah. All of these sciences are concerned with investigating and understanding aspects of the natural and man made world, albeit from different perspectives and with variations in the methods of enquiry used. Semua ilmu-ilmu ini adalah berkaitan dengan aspek-aspek investigasi dan pemahaman tentang alam dan buatan dunia, meskipun dari perspektif yang berbeda dan dengan variasi dalam metode penyelidikan yang digunakan. The essential humanness of science is manifested in its modes of working, in its motivations and in the ways it affects and is affected by social and cultural and historical contexts (Scottish CCC 1996). Yang penting ilmu kemanusiaan diwujudkan dalam cara-cara bekerja, dalam motivasi dan dalam cara-cara mempengaruhi dan dipengaruhi oleh sosial dan budaya dan konteks historis (Skotlandia CCC 1996).
If as teachers we are to take science beyond a body of knowledge to use interpretation and creativity then it is clear that we as teachers will transmit values. Jika sebagai guru kita untuk mengambil ilmu di luar tubuh pengetahuan untuk menggunakan interpretasi dan kreativitas maka jelas bahwa kita sebagai guru akan memancarkan nilai-nilai. Whether these values view science as knowledge or as a creative cultural endeavour. Apakah nilai-nilai ini melihat ilmu sebagai pengetahuan atau sebagai upaya budaya kreatif.

As Driver and Miller (1996) suggest; Children should gain; Sebagai Driver dan Miller (1996) menyarankan; Anak-anak harus memperoleh;
  • Knowledge and understanding of some science concepts Pengetahuan dan pemahaman tentang beberapa konsep sains
  • An understanding that scientific endeavours are social human activities, involving value judgements and cultural contexts Pemahaman bahwa usaha ilmiah aktivitas manusia bersifat sosial, nilai yang melibatkan penilaian dan konteks budaya
  • An understanding of the processes (and skills) involved in the conduct and reasoning about science Pemahaman tentang proses-proses (dan keterampilan) yang terlibat dalam melakukan dan penalaran tentang sains
  • Scientific literacy so that they may have some understanding and knowledge to apply to discussions in the media relating to science Ilmiah keaksaraan sehingga mereka mungkin memiliki pemahaman dan pengetahuan untuk diterapkan ke diskusi di media yang berkaitan dengan ilmu
It is also important to link Science and Technology. Juga penting untuk menghubungkan Sains dan Teknologi. Indeed programmes such as Tomorrows World talk about science when they really mean technology. Memang program seperti Dunia Tomorrows berbicara tentang ilmu pengetahuan ketika mereka benar-benar berarti teknologi. But much of technology is the application of science. Tapi banyak teknologi adalah penerapan ilmu pengetahuan. The development of mobile phones is a good example of the continuous interaction between science and technology to improve the product and make it do more in a smaller physical size. Perkembangan ponsel, adalah contoh yang baik tentang interaksi berkesinambungan antara ilmu pengetahuan dan teknologi untuk meningkatkan produk dan membuatnya berbuat lebih banyak dalam ukuran fisik yang lebih kecil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar